Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011
Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

The KAGAMA's Karya untuk Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque

The KAGAMA's Karya untuk Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque
The KAGAMA's Gathering in Yogyakarta, 2011, Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM

Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM
Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM

Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi

Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi
Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi & Marissa Haque Menghibur Korban Merapi, Kaliurang, Yogyakarta, Feb 2011

KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi

KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi
KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat

Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat
Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta, Januari 2011

“Yogyakarta”: Lagu & Syair oleh Katon Bagaskara dalam Marissa Haque Fawzi

“Yogyakarta”: Lagu & Syair oleh Katon Bagaskara dalam Marissa Haque Fawzi

Rabu, 22 Juni 2011

Terimakasih Banyak Yogyakarta, UGM, BMT Beringharjo: Marissa Haque Fawzi

 "Mursida Rambe Sahabatku"
Contoh Ketangguhan Perempuan Batak di Tanah Jawi

becak-mursida-rambe-marissa-haque-bmt-beringharjo-_489x480
 
Alhamdulillah melalui Mas Guntur Subagja, MSi, alumni dari Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia-- temanku sesama pengurus MES (Masyarakat Ekonomi Syariah)--mengatakan bahwa Penerbit Republika telah menyatakan sangat tertarik untuk menerbitkan Thesis MBA ku menjadi buku bacaan ilmiah-populer. Insya Allah bersama Mas Guntur Subagja, kami  akan tandem menuliskannya ke dalam bahasa yang lebih mudah dicerna umum atau tidak terlalu ilmiah. Sehingga diharapkan agar pengetahuan masyarakat luas di manapun berada terkait pengetahuan serta informasi BMT atau Baitut Tamwil atau Baitul Maal wa Tamwil dapat menjadi lebih luas adanya.  Mohon doanya dari para pengunjung di blog ini sekalian, agar insya Allah kami tak terkendala apapun di dalam pengimplementasian nawaitu ikhlas serta ide kami dalam melangkah menuju dakwah bil hal terkait ekonomi mikro sistem Islam  ini. 

Bahkan Pak Dr. Fahmi Radhi salah seorang dosen senior FEB UGM pendiri The Mubyarto Institute sangat tertarik untuk menjadi pembaca pertamanya. Eh...iya..ya...kenapa ndak diminta saja beliau untuk menuliskan endorsement bagi buku yang akan Mas Guntur dan saya tuliskan bersama tersebut ya? Selain tentunya Prof. Dr. Basu Swasta Dharmmestha. Saya coba sms beliau siang ini deh...insya Allah beliau berkenan adanya...
Allahu Akbar!
 

bmt-beringharjo-yogyakarta-mas-rury-marissa-haque-2008_612x480_640x480 
Wuih! Alhamdulillah ... Thesis MBA-ku Selesai Juga!

lndah nian memperhatikan semangat wirausaha di Pasar Beringharjo, Yogyakarta selama ini. Semangat yang selalu hidup, menghidupkan semangatku yang sangat sering on-off-on-off terkait melakukan pembelaan terhadap masyarakat mikro di seluruh Indonesia.

Kala negara tidak seratus persen melakukan keberpihakan kepada masyarakat yang berada dalam skala hampir 80% dari total penduduk NKRI--mereka yang berada di jejaring masyarakat kelas mikro. Dan para penyelenggara lainnya seakan hanya melirik dengan sebelah mata belaka, memang tidak mudah untuk tetap "hanif" berada pada jalur ini serta berkelanjutan!

melepas-lelah-sblm-menghadap-prof-dr-basu-swastha-bersama-ra-menik-kodrat-dan-mb-nani-um-bmt-brghrj

Semangat dakwah bil hal, yang kuyakini, baru sekedar berada dalam tahapan ini. Namun, daripada tidak sama sekali, lumayan jugalah bagi 'sekedar' menambah 'bargaining position' pada kedua malaikat Munkar dan Nakir, kelak dalam perjalanan menuju Al Jannah.

marissa-haque-prof-dr-basu-swatha-dharmmestha-konsultasi-thesis-bmt-dan-strategi-marketing-feb-ugm-juni-2011 

Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha sang Begawan Ilmu Marketing Strategic temannya Pak Prof. Philip Kottler, Phd yang disayang Allah beserta Meta Thereskova dan segenap keluarga Pak Basu sekalian. Kak Mursida Rambe dan Mas Umar, Mas Rury Febrianto, dan segenap pemangku kepentingan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Non-bank BMT Beringharjo yang selalu setia meniupkan semangat terus berkarya dalam ridho Allah. BMT Centre dan segenap jajarannya. Pak Dr. Aries Mufti (KAGAMA) dengan wawasan ekonomi mikronya, serta Pak Prof Gunawan Sumodiningrat yang pertama memberikan surat rekomendasi bagiku dan Ikang Fawzi suamiku bagi prasyarat dapat diterimanya sebagai mahasiswi pasca sarjana FEB UGM. Mas Guntur Subagja sesama pengurus MES (masyarakat ekonomi syariah) bidang Promosi dan Diseminasi Informasi. Bapak Dr. Muliaman Hadad Deputy Gubernur Bank Indonesia dan Bang Dr. Mulya Siregar Direktur Syariah Bank Indonesia...daaaan... RA Menik Haryani Kodrat serta Dede Dellu yang selalu setia menemani dikala suka dan duka dalam proses pembuatan thesis MBA dari FEB UGM ini.

May Allah bless you all...
Terimakasih banyak untuk semuanya... semuanya... semuanya... 

riset-pasar-beringharjo-bersama-uni-ira-marissa-haque-feb-ugm-juni-2011 
"BMT dalam Semangat Dakwah Bil Hal": Marissa Haque Fawzi

Selasa, 14 Juni 2011

"Marissa Haque: Indonesia & Usaha Mikro Tahun 2011"


BERSAMA BEGAWAN MARKETING STRATEJIK
Prof.Dr. Basu Swastha Dharmmestha dari FE & FEB UGM 
(dalam Marissa Grace Haque Fawzi, FEB UGM, Juni 2011)




Marissa Haque, beberapa kali dalam talkshownya bicara tentang BMT dan pengembangan usaha kecil dan mikro. Kali ini Wartawan Tamaddun Zubaeri At berhasil mewawancarainya, ketika Marissa menghadiri acara BMT Summit dan Top Managemen BMT Workshop yang diselenggarakan oleh BMT Center di Jakarta bulan Oktober lalu.

Kehadirannya di acara tersebut membuktikan bahwa Marissa peduli BMT.
Berikut pandangan Marissa tentang BMT dan usaha mikro tahun 2011.


Mbak Marissa, apa pendapat anda tentang BMT?
Saya tahu BMT, karena di dekat rumah saya ada BMT. Saya banyak mendengar tentang kelebihan layanan BMT. Dalam akad BMT sesuai syariah tidak ada denda dan kadang tidak pakai jaminan.
BMT juga dalam pembiayaan tetap menggunakan prinsip 5 C + 1 S sebagaimana lembaga keuangan selama ini, yakni karakter, kapasitas, modal, jaminan, kondisi dan satu tambahan syariah dalam memberikan pembiayaan keapada anggota.

Menurut mbak Marissa, apa yang mesti diupayakan untuk BMT?
Menurut saya, perlu diusahakan adanya payung hukum yang jelas buat BMT dari pemerintah terkait dengan perlindungan. Kita tahu, BMT di saat krisis kemarin mampu bertahan dan dapat memulihkan ekonomi bangsa, karena denyutnya riil, nyata pada sektor mikro.

TAMZIS pembiayaannya fokus pada pasar, sejauhmana sumbangsih BMT kepada pasar?
Kebetulan saya sedang menyelesaikan tesis saya fakultas ekonomi UGM berkaitan dengan BMT, khususnya pada salah satu BMT di Jogjakarta. Saya melihat bagimana BMT memberi sumbangsih besar dalam menghapus lintah darat atau rentenir, padahal pedagang butuh modal. Nah, itulah tugas BMT untuk memberi modal. Makanya diawal saya katakan BMT perlu perlindungan hukum dari pemerintah.

BMT selain memberi modal usaha, sebenarnya BMT juga mengajarkan pola hidup syariah, bagaimana menurut mbak?
Itu memang yang diharapkan dari BMT. Penelitian saya di BMT yang saya teliti setiap bulannya mengadakan pengajian umum dan penggeraknya anaknya sultan yakni Gusti Pembayun dan saya dua kali ikut pengajian tersebut.

Dalam pengajian pedagang juga dikenalkan dengan istilah-istilah ekonomi syariah kepada pedagang. Saya kira istilah-istilah tersebut ketika sering diucapkan dan dipraktekkan, pedagang akan lebih mudah dan cepat memahami. Bisa juga mengenalkan ekonomi syariah melalui radio komunitas yang ada disuatu pasar tertentu, dan itu tidak perlu biaya mahal tapi mengena.

Bagaimana prospek BMT di Tahun 2011?
Baik, dan akan semakin baik. Tapi persoalan BMT terbesar adalah payung hukum yang tidak ada atau belum ada.
Apa yang mesti dilakukan BMT untuk meningkatkan pelayanan?
Ya sosialisasi. Bikin pengajian akbar dipasar-pasar. Itu dahwah lo, bukankah khalifah Umar berdakwah dipasar, yakni dakwah bil hal (dakwah dengan tindakan).

Bagaimana BMT ke depan?
Harapannya, BMT tetap low profil, setia melayani sektor mikro yang penting high profit (keuntungan tinggi) itu lebih penting. BMT tidak boleh berubah identitas apalagi spirit. Islam itu harus kaya, makanya harus high profit, itu berkaitan harga diri. Rasulullah sendiri umur 12 tahun sudah dagang, jadi interpreneurship. Ada juga hadis yang mengatakan 90% rizki di jalan Allah diperoleh dari usaha dagang. 

Photo Courtesy of RA Menik Kodrat

Selasa, 07 Juni 2011

Tiga Hadiah Terindah dari Ikang Fawzi Suamiku Tahun 2011 Ini: Marissa Haque


Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta,  Januari 2011

Mungkin saya termasuk salah satu istri terunik di dunia, karena sangat jarang meminta hadiah dari suami sendiri! But it doesn't bother me... Saya merasa segala sesuatunya mampu alhamdulillah beli sendiri.

Karenanya begitu suamiku tercinta Ikang Fawzi memberikan aku hadiah istimewa tahun 2011 ini dan langsung berjumlah tiga buah...subhanallaaaah... Allahu Akbar... mau menangis terus rasanyaaaa... karena terharu!

Hadiah pertama datang pada awal tahun berbentuk kelulusan Ikang Fawzi suamiku dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kami berdua memang merindukan saat wisuda yang sempat tertunda karena Gunung Merapi sempat mengeluarkan wedhus gembel-nya akhir tahun lalu.

Hadiah kedua adalah lagu yang kami tulis berdua berjudul "JUJURKAN KEADILAN." Lagu ini adalah buah kolaborasi pertama kami sebagai pencipta lagu dan lirik. Benar-benar hanya berdua...dan hasilnya kata banyak komentator baguuuuuus....subahanllaaah lagi... Hadiah tersebut diberikan oleh Ikang kepadaku saat tanggl 12 April 2011 lalu tetap 24 tahun masa perkawinan resmi kami.

Dan hadiah ke tiga adalah lagi-lagi lagu, tapi kali ini ditulis Ikang Fawzi suamiku diam-diam dan sendirian. Judulnya "Marry Me." Memang judulnya dalam Bahasa Inggris, juga sepenggal syairnya dalam Bahasa Inggris. Namun itu-sah-sah saja dalam proses kreatif dan berkesenian. Lagu Marry Me tersebut indah...cantik syair dan canti melodi... berlinang-linang air mata ini saat pertama diperdengarkan. Dan lagu itu adalah kado untuk pernikahan kami sebelumnya, yaitu pernikahan siri yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1986 di Desa Gekbrong, Sukabumi. Jadiiii... sudah 25 tahun masa pernikahan Ikang Fawzi dan saya Marissa Haque.

Lagu Marry Me tersebut di pasarkan oleh PT. Naga Swara, dan di kerjakan barenag bersama kedua adik iparku Gilang Ramadhan dan Ekki Soekarno. Kelompok mereka bertiga dinamakan BIL singkatan dari Brother in Law. 

Allahu Akbar! Fabiayyi ala'i Robbi kummatukadzdzibaaan... Ni'mat mana lagi yang henda kau dustakan wahai manusia? Tak ada Ya Allah...tak ada...alhamdulillaaah...

Pasca Letusan Merapi di Lereng Kaliurang: Ikang Fawzi & Marissa Haque

Orang-orang Yogya dan Jawa Tengah lain umumnya memang masyarakat kuat lahir dan bathin. Kekeluargaan serta gotong royong mereka juga masih sangat solid...subhanallaaah...

Saya Tergila-gila Nasi Liwet Solo-Yogya: Marissa Haque Fawzi

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu

Belum lengkap rasanya ke Solo kalau belum menikmati nasi liwet, masakan khas kota Bengawan ini. Sama seperti Jogja, Solo juga banyak memiliki kuliner klangenan. Menikmati nasi liwet sama dengan mencicip kembali kelezatan kulineri tempo dulu.



Tidak saja rasa dan aroma, tapi cara penyajiannya pun mengingatkan keistimewaan masa lalu Kota Solo. Nasi liwet adalah nasi putih yang ditanak dengan santan, kaldu ayam, lalu diberi sedikit garam agar menjadi gurih dan daun pandan untuk menambah sedap aroma. Sebagai pelengkapnya, sambal goreng labu siam dan daging ayam dimasak ungkep; direbus dengan bumbu, kemudian diangkat dan ditiriskan. Kemudian disajikan dalam sebuah pincuk, wadah yang dibuat dari daun pisang, yang salah satu bagiannya ditekuk dan disemat dengan lidi.

Hmmm… kedua makanan ini tentunya sangat menggoda lidah Anda bukan? Simak kelezatan yang tergambar selengkapnya hanya di Rubrik Klangenan di Kabare awal bulan di tahun 2011.

Sumber: http://kabaremagazine.net/2011/02/nasi-liwet-bu-wongso-lemu/

KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Cantik dan berintelektual tinggi. Sekilas kesan pertama ketika Kabare berjumpa dengan Marissa Grace Haque. Gaya bicaranya yang ceplas ceplos membuat sesi wawancara kami yang berlangsung di mobil dalam perjalanan menuju lereng Merapi, tidak membosankan. Icha, begitu Marissa disapa, memang pribadi yang sangat menyenangkan. Meski sudah menjadi public figure di tanah air, namun satu hal yang rupanya menjadi ciri khas dari istri rocker Ikang Fawzi ini adalah kecintaannya terhadap dunia pendidikan.

Di usianya yang tidak lagi dibilang muda, Icha sangat bersemangat meraih gelar doktornya di dua bidang ilmu yang berbeda yakni Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) dan Fakultas Hukum (FH) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Baginya mencari pengetahuan itu tidak mengenal batasan usia. Icha tak pernah membayangkan akan kuliah di Jogja.

“Jadi ceritanya, dulu waktu masih kuliah di Ohio, AS, saya bersahabat dengan Elis. Dia cerita semua yang indah mengenai Jogja, dan itu membuat saya tertarik untuk menjadi bagian dari Jogja. Saya rayu suami juga untuk kuliah lagi. Akhirnya kami berdua menjadi bagian dari civitas akademika UGM,” ujarnya kepada Kabare.

Selain itu, tujuan Icha kembali ke bangku kuliah adalah untuk mengasah kognisi, meningkatkan kompetensi diri melalui pencapaian prestasi akademik, serta memberi motivasi untuk selalu terpacu menuntut ilmu bagi kedua putrinya Isabella Muliawati Fawzi (Bella) dan Marsha Chikita Fawzi (Kiki). Icha pun tak pernah membayangkan akan kuliah di Kota Jogja yang sarat akan budaya ini. Di sinilah Icha merasakan “sesuatu” yang khas, yang tidak bisa didapatkan di kota manapun tempat dirinya melanjutkan pendidikan.
“Yang paling seru waktu saya kuliah di manapun, tidak ada dosen yang juga bisa membatik. Hanya di Jogja ada seorang dosen saya yang bisa membatik,” jelasnya sambil tersenyum.

Pada awal kehadirannya di dunia hiburan, Icha memang dikenal sebagai aktris dan kemudian melebarkan sayap menjadi seorang sutradara, produser film. Terakhir, perempuan kelahiran Balikpapan, 15 Oktober 1962, ini menjajaki dunia politik. Dunia itu rupanya mencuri hati Icha. Kehadiran Icha di politik bisa dikatakan tidak sengaja. Pertemuannya dengan Megawati Soekarnoputri di New York, AS, akhirnya membawanya menjajaki dunia politik dengan bergabung pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Karier politiknya langsung melesat ketika bergabung dengan partai itu dan terpilih sebagai anggota DPR-RI pada tahun 2004. Sebagai pendatang baru di kancah perpolitikan Indonesia, Marissa Haque yang saat itu masih studi di Ohio, Amerika Serikat, berhasil muncul ke permukaan jagad politik Indonesia dengan mendulang suara yang cukup tinggi.

Setelah tidak lagi bergabung dengan PDIP, Icha pun resmi masuk ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu, Icha pun sibuk menekuni kesibukannya dalam menyelesaikan studinya di UGM serta menerima tawaran dari sebuah universitas di Jakarta untuk menjadi speech therapist (ahli kewicaraan) dengan kekhususan anak-anak tunarungu dengan metode the American Sign Language. Icha kini juga tengah menyelesaikan bukunya yang berjudul “N, Bukan Sekedar Satu Huruf” yang terinspirasi dari pengalamannya di dunia politik.

“Jadi, karena aku bisa lihat kutu (satu huruf N-red) itu, kuliahku di Universitas Katolik Atmajaya, Fakultas Linguistik Terapan Bahasa Inggris (LTBI), jurusan Psycholinguistics itu benar-benar terpakai,” ujarnya. Icha mengatakan jika kini dirinya sudah tidak terlalu aktif dalam partai lagi. “Saya mengalir saja. Tapi belakangan, saya berpikir, mungkin suatu saat akan pamit dari PPP untuk membantu suami. Tapi saya nggak aktif. Pamit aja, karena nggak lucu satu rumah dua partai, hahahaa..,” pungkasnya sambil tergelak.

Della Yuanita; Foto: Budi Prast

Sumebr: http://kabaremagazine.net/2011/05/marissa-haque-fawzi-sh-saya-ingin-pamit/

Mbak Eni dari Admin FH UGM di Yogya yang Selalu Thoughtful: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Saat Ikang Fawzi suamiku saya ajak ke kampusku di Fakultas Hukum, ia terheran-heran karena menyaksikan betapa saya termasuk mahasiswa yang disayang oleh mereka di bagian admin. Salah satu yang selalu sangat perhatian adalah Mbak Eni. Beliau adalah tempatku bertanya terkait dengan seluruh informasi jurnal Ilmu Hukum yang diterbitkan oleh penerbit Universitas.


Walau dalam bidang Ilmu Hukum beberapa kali saya mengalami patah hati--karena lain ynag dipelajari, lain pula dalam preaktek di peradilan apapun di NKRI--melalui FH UGM pencerahan Ilmu Hukum yang diberikan ke kami membuat kami para mahasiswa masih boleh punya mimpi dan harapan keadilan Indonesia... semoga ya Mbak En? Insya Allah...

Matur Nuwun Pak Dr. Sigid untuk Ilmu Sosiologi Hukumnya: Marissa Haque Fawzi

Pak Dr. Sigid Rianto adalah salah seorang dosen di FH UGM yang mengajarnya paling menyenangkan. Cara belaiu mendengarkan puluhan pertanyan kami semua di kelas yang demikian bertubi, dan yang rata-rata sangat 'cerewet' karena keinginantahuan yang tinggi, dijawab dengan sangat santun serta bernas. Sehingga mata kuliah Sosiologi Hukum akhirnya menjadi mata kuliah favoritku selama semester yang baru lalu.

Alhamdulillah-nya juga saya mendapatkan nila "A" bulat dari kelas beliau. Allahu Akbar! Matur nuwun sanget nggih Pak... Salam pada keluarga di rumah ya? Dari Icha dan Ikang berserta kedua putri kami di Tangsel, Banten

Marissa Haque & Ikang Fawzi: Bermusik &Menghijaukan Kembali Lereng Merapi

Senin, 21 Februari 2011

  Kenangan di Yogyakarta bersama Civitas Academica FH UGM

Marissa Haque & Ikang Fawzi Menanam Pohon Jati di Lereng Gunung Merapi, Yogyakarta bersama Civitas Academica FH UGM, DPRD Yogyakarta & Dinas Kehutanan Jateng

Laporan reporter Tribun Jogja Hari Susmayanti

Sleman, 18-feb-20113

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ikang Fa uzi dan Marissa Haque mengajak seluruh rakyat Indonesia, ikut menghijaukan lereng Merapi. Ajakan itu disampaikan usai Ikang menanam pohon jati da n Marissa menanam pohon Trembesi, pada acara penanaman seribu pohon di Hargobinangun, Pakem, Sleman, Jumat(18/2/2011).

Pasangan suami istri itu mengharapkan, hutan yang hancur akibat letusan Merapi cepat tumbuh subur sehingga kawasan itu pulih seperti sedia kala. "Mari bangun kembali hutan kita yang sudah hancur agar hijau dan bisa bermanfaat bagi masyarakat," katanya sehabis menanam pohon di acara yang d igelar Fakultas Hukum UGM itu.

Pada acara bakti sosial ini Ikang dan Marissa menanam pohon jati dan trembesi di lahan hutan rakyat. Pihak Fakultas Hukum UGM memberi bantuan sebanyak 1000 bibit pohon kepada masayarakat di sisi selatan Merapi.

Menurut Camat Pakem, Budiharjo, kerusakan hutan di wilayah Pakem mencapai sekitar 60 hektare terdiri dari hutan rakyat seluas 10 hektare dan kawasan hutan taman nasional Merapi seluas 50 hektare. "Bantuan dari UGM ini akan ditanam di hutan rakyat agar nantinya dapat dimanfaatkan warga sekitar," katanya. (*)

Editor : syafik
Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2011/02/18/marissa-tanam-pohon-trembesi-di-merapi

Ikang Fawzi: Tulisan Marissa Haque Fawzi Istriku Soal Negara Hukum & Penguasa


Pengertian Negara dan 'Sistem' Hukum Kenegaraan di Indonesia

dr-sigid-dosen-sosiologi-hukum-marissa-haque-di-pasca-sarjana-fh-ugm-18-feb-2011
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.
Ada beberapa pengertian menurut para ahli :
1.Menurut Roger F. Soltau : Negara adalah suatu wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat

2.Menurut Georg Jellinek : Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berdiri di suatu wilayah tertentu.

3.Menurut Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk Republik yang telah diakui oleh dunia Internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa. Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.

Fungsi-Fungsi Negara :
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat
Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

2. Melaksanakan ketertiban
Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.

3. Pertahanan dan keamanan
Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4. Menegakkan keadilan
Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

Wilayah Negara Republik Indonesia terdiri dari beberapa gugusan beribu pulau yang sangat strategis. Negara Republik Indonesia adalah suatu negara memiliki lebih dari 450 suku bangsa dan budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Keluasan wilayah menujukkan bahwa Indonesia sebagai negara memiliki atas kekayaan alam dan kekayaan hayati dan keanekaragaman suku bangsa agama dan aliran kepercayaan, serta tradisi-tradisi yang menjadikan Indonesia sebagai negara multikultur.

Law is a command of the Lawgiver (hukum adalah perintah dari penguasa), dalam arti perintah dari mereka yang memiliki kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan. Demikian John Austin, seperti dikutip oleh Prof Lili Rasyidi. Perdebatan mengenai hububngan hukum dan politik memiliki akar sejarah panjang dalam ilmu hukum. Bagi kalangan penganut aliran positivisme hukum seperti John Austin, hukum adalah tidak lain dari produk politik atau kekuasaan. Pada sisi lain, pandangan berbeda datang dari kalangan aliran sejarah dalam ilmu hukum, yang melihat hukum tidak dari dogmatika hukum dan undang-undang semata, akan tetapi dari kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat dan berpandangan bahwa hukum itu tergantung pada penerimaan umum dalam masyarakat dan setiap kelompok menciptakan hukum yang hidup.
Memperhatikan perkembangan sistem hukum Indonesia, adanya ciri-ciri yang spesifik dan menarik untuk dikaji. Sebelum pengaruh hukum dari penjajahan Belanda di Indonesia berlaku hukum adat dan hukum Islam yang berbeda-beda dari berbagai masyarakat adat di Indonesia dari setiap kerajaan dan etnik yang berbeda. Setelah masuk penjajah Belanda membawa hukumnya sendiri yang sebagian besarnya merupakan konkordansi dengan hukum yang berlaku di Belanda yaitu hukum tertulis dan perundang-undangan yang bercorak positivis. Walaupun demikian Belanda menganut politik hukum adat (adatrechtpolitiek), yaitu membiarkan hukum adat itu berlaku bagi golongan masyarakat Indonesia asli dan hukum Eropa berlaku bagi kalangan golongan Eropa yang bertempat tinggal di Indonesia (Hindia Belanda). Dengan demikian pada masa Hindia Belanda berlaku pluralisme hukum. Perkembangan hukum di Indonesia menunjukkan kuatnya pengaruh hukum kolonial dan meninggalkan hukum adat.

Karena itu, dalam melihat persoalan hukum di Indonesia harus dipandang dari kenyataan sejarah dan perkembangan hukum Indonesia itu. Pada saat sekarang ini terdapat perbedaan cara pandang terhadap hukum diantara kelompok masyarakat Indonesia. Berbagai ketidakpuasan atas penegakkan hukum dan penanganan berbagai persoalan hukum bersumber dari cara pandang yang tidak sama tentang apa yang dimaksud hukum dan apa yang menjadi sumber hukum. Permasalahan ini dari sudut pandang teori positivis yang berkembang dalam ilmu hukum dengan harapan akan mendapatkan gambaran tentang akar persoalan pembangunan sistem hukum Indonesia pada masa mendatang.
 

Gathering KAGAMA 2011 di Yogyakarta bersama Sri Sultan Hamengkubuwono ke X

Drs. Ikang Fawzi, MBA, Sri Sultan Hamengku Buwono 10,  Marissa Haque, Ikatan UGM, 2011


Gathering KAGAMA 2011 di Yogyakarta bersama Sri Sultan Hamengkubuwono ke X