Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011
Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

The KAGAMA's Karya untuk Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque

The KAGAMA's Karya untuk Indonesia, Ikang Fawzi & Marissa Haque
The KAGAMA's Gathering in Yogyakarta, 2011, Karya untuk Indonesia, Forever Love Ikang Fawzi & Marissa Grace Haque, FEB & FH UGM, 2011

Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM

Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM
Dr. Sigid Rianto Dosen Marissa Haque Bidang Sosiologi Hukum di FH UGM

Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi

Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi
Photo Karya Elis Anis, MA Bersama seluruh Civitas Academica FH UGM, Ikang Fawzi & Marissa Haque Menghibur Korban Merapi, Kaliurang, Yogyakarta, Feb 2011

KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi

KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi
KABARE dan Mas Indro Kimpling yang Selalu Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat

Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat
Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta, Januari 2011

“Yogyakarta”: Lagu & Syair oleh Katon Bagaskara dalam Marissa Haque Fawzi

“Yogyakarta”: Lagu & Syair oleh Katon Bagaskara dalam Marissa Haque Fawzi

Minggu, 13 November 2011

Pulang dari Yogyakarta Sangat Kaget Mendengar Kabar Rano Karno: Marissa Haque Fawzi

 Heranku pada Rano Karno, Kok Mau jadi Wakilnya Ratu Atut Chosiyah???

KORUPSI: Ratu Atut Chosiyah Dilaporkan ke KPK


Senin, 22 Agustus 2011

"Marissa Haque Fawzi: Alhamdulillah Nilai "A" Bulat untuk Ujian Sidang MBA ku dari FEB UGM"

Tupoksi BMT Memotong Laju Rentenir  


hanum-amin-rais-becak-mursida-rambe-marissa-haque-bmt-beringharjo1JOGJA- Pinjaman kredit menjadi idola pelaku usaha. Terutama bagi pedagang pasar tradisional. Hanya saja, saat ini masih saja ditemui pedagang yang lari ke rentenir untuk mendapat pinjaman uang di bawah Rp 1 juta. Memang awalnya, prosedur mendapatkan dana tersebut mudah. Namun ujung-ujungnya, bunga yang diterapkan akan membelit dan merugikan pedagang bersangkutan.

“Peran koperasi, termasuk BMT (Baitul Maal wa Tamwil) sangat penting  untuk memotong laju rentenir,” kata Marissa Haque Fawzi, Duta BMT saat mempresentasikan hasil kajiannya di Kantor Pusat BMT Beringharjo, kemarin (19/8).

Lebih lanjut, dari data yang dimiliki Marissa, saat ini sebagian besar memang menuju koperasi dalam mendapatkan pinjaman uang di bawah Rp 1 juta. Jika dipersentasekan sekitar 45,5 persen. Sedangkan 36,4 persen lari ke saudara, dan 13,6 persen ke tetangga untuk mencari pinjaman cepat. Selebihnya, 4,5 persen pinjam ke sesama pedagang.
hanum-amin-rais-bmt-beringharjo-yogyakarta-mas-rury-marissa-haque
“Nah, yang persentase terkecil itu diduga sebagai rentenir. Peran BMT yang merupakan koperasi syariah, mengambil target market ke masyarakat yang belum mempercayakan koperasi sebagai tujuan pinjaman kreditnya,” paparnya.

Menurut Marissa, BMT merupakan wajah Indonesia di masa mendatang. Apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia berada di level usaha kecil dan menengah. Biasanya mereka mengajukan pinjaman tidak sampai ratusan juta layaknya pengusaha besar. Sedangkan untuk mendatangi perbankan, mereka membutuhkan total cost yang besar pula. Maka, keberadaan BMT menjadi satu pilihan bagi masyarakat.

“BMT tidak sama dengan perbankan. Ini merupakan satu keuntungan sekaligus satu kendala. Keberadaan BMT tidak mengikuti Peraturan Bank Indonesia (PBI), sehingga aturan mengenai ekonomi syariah ini belum sepenuhnya diatur. Maka diperlukan satu regulasi yang jelas kedepannya,” katanya istri Ikang Fawzi ini. (ila)

"Marissa Haque Fawzi: Alhamdulillah Nilai "A" Bulat untuk Ujian Sidang MBA ku dari FEB UGM"

Minggu, 17 Juli 2011

Marissa Haque & Ikang Fawzi: Menjaga Keseimbangan Komitmen Pernikahan Kami

9 Cara Agar Hidup (Pernikahan) Lebih Menyenangkan  

TEMPO Interaktif, Setiap orang ingin hidup lebih bahagia dari sebelumnya. 
Seperti dikutip laman Ask Men,
 berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan agar hidup kita lebih bahagia.

1. Memiliki tujuan hidup
W. Beran Wolfe, seorang filsuf berkata, "Saat Anda melihat orang hidup bahagia, pastinya ia memiliki tujuan hidup. Entah itu membangun kapal, menulis lagu, membesarkan anak, atau berkebun." Pemikiran untuk memiliki kesibukan, tujuan hidup, serta berkomitmen menjalankannya membuat seseorang hidup lebih bahagia.

2. Berlibur
Berlibur merupakan salah satu cara untuk lepas dari kesibukan sehari-hari. Melepas lelah dan stres. Sekembalinya dari berlibur, Anda pasti akan kembali bersemangat.

3. Memiliki aktivitas sosial
Dengan memiliki banyak relasi atau teman akan membawa dampak positif bagi hidup Anda. Menjaga hubungan dengan teman, terus bersikap optimistis, dan melakukan hal baik lainnya, bisa meningkatkan kebahagiaan.

4. Menjalankan hobi
Hobi adalah upaya untuk menjaga semangat hidup Anda. Menjalankan hobi juga membuka peluang Anda mendapatkan teman, juga lingkungan sosial yang baru.

5. Tidur siang
Tidur siang membantu Anda untuk kembali fokus bekerja dan mengembalikan semangat.

6. Beristirahat sejenak
Jika tidak bisa tidur siang, coba lakukan aktivitas lain yang membantu Anda untuk kembali bersemangat, seperti jalan-jalan sejenak keluar kantor, mendengarkan musik, meditasi, atau mengatur pernapasan.

7. Melihat cahaya matahari
Ternyata, cuaca dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Oleh karena itu, jika lingkungan kerja Anda minim terkena cahaya matahari langsung, coba keluar sejenak untuk mendapatkan cahaya matahari. Cukup sekitar 30 menit, terpaan cahaya matahari membantu memulihkan hari Anda.

8. Bercinta
Melakukan hubungan seks memberi rasa bahagia dan nyaman. Melakukannya dengan teratur akan membuat Anda membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.

9. Olahraga
Apa pun alasannya, baik itu untuk menurunkan berat badan, melawan penyakit, atau sekadar hobi, yang pasti dengan berolahraga, hidup Anda akan lebih menyenangkan. Jadi, jangan ragu-ragu untuk melakukannya sesering mungkin.




"Menjaga Keseimbangan Komitmen Pernikahan Kami: Marissa Haque & Ikang Fawzi"
Sumber: http://marissa-haque-dan-ikang-fawzi.blogspot.com/

Sabtu, 09 Juli 2011

Cerita Monopoli Distribusi Cineplex 21 vs KPPU Sampai ke Yogyakarta: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Kenangan membuat paper dari Kelas Ibu Dr. Maria Tri, FH UGM, Juni 2011

Sumber: http://www.tribunnews.com/2011/02/20/pemerintah-minta-kppu-investigasi-distribusi-film-impor


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Mencuatnya wacana penarikan fim asing di Indonesia membuat pemerintah angkat bicara. Pemerintah beranggapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) perlu turun tangan dan menginvestigasi pengadaan film impor, termasuk soal distribusi film impor di Tanah Air.

Demikian dikemukakan Deputi Menteri Koordiantor(Menko) Perekonomian, Edy Putra Irawady, ketika dikonfirmasi Tribunnews.com dari Jakarta, Minggu (20/02/2011).

"Banyak masalah persaingan usaha ini yang perlu kita benahin agar surplus ekonomi masyarakat jangan terdistorsi terus," kata Edy Putra.

Diberitakan sebelumnya, Motion Picture Associated (MPA) mewakili sejumlah perusahan film asing sudah resmi menarik semua film asing yang beredar di bioskop-bioskop Indonesia.

Ini menyusul keputusan pemerintah melalui Ditjen Bea dan Cukai serta BKF Kementerian Keuangan yang memberlakukan ketentuan bea masuk atas hak distribusi film impor (asing)

Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor disebutkan bea masuk film sebesar 5-15 persen dimana dalam aturan ini dibedakan antara tarif berdasarkan jenis, ukuran, serta bahan film impor.

Pemerintah, menurut Edy Putra, menegaskan kebijakan bea masuk (BM) bagi film impor tetap akan diberlakukan.

"Kebijakan BM itu sudah tepat, baik dari sisi mendorong industri film nasional, maupun revenue," kata Edy Putra.

Dia mengatakan, sebelum keluar aturan itu sudah dikaji melibatkan banyak stakholders. "Jadi soal BM ini, nggak perlu dipermasalahkan, tetap aja dilaksanakan," kata dia.

Kendati demikian, dia menegaskan perlu juga dilakukan audit investigasi mulai dari pungutan-pungutan seperti bea masuk, PPN (pajak pertambahan nilai), dan pajak penghasilan (PPh) impornya, pajak tontonan (hak pemda), PPH badan importir dan pengusaha bioskop, dan sebagainya.

Penulis: Hasanuddin Aco  |   Editor: Anwar Sadat Guna 

"Penarikan Film Asing Pemerintah Minta KPPU Investigasi Distribusi Film Impor: tribunnews.com dalam Marissa Haque Fawzi"

Senin, 04 Juli 2011

"Justicia for Indonesia with Love at Grha Sabha Pramana": in One of FH UGM Students' Blog



The fifth music concert is "Justicia for Indonesia with Love". Held on February 19th, 2011, presented by FH UGM and placed at Grha Sabha Pramana. And you know what, this is the most expensive music concert we've been attending so far. Uhuk.

There's a lot of big person who's attending this concert; Sultan Hamengku Buwono X, Rektor UGM, etc. Marissa Haque as the presenter was good. The Indonesian Wind Orchestra (IWC) was good. But the one we're waiting for is Iwan Fals!


I think three-quarter of the room was fulfill by OI (Orang Indonesia). They're so excited when Iwan Fals get on the stage and started to sing. We're singing together out loud! Sometimes OI was too excited and they're standing or jumping, or just showing up their hands to the air. Indeed, Marissa Haque always asked the audiences to be more calm. I wonder if this building (GSP) could receive all these activities, it just an old building. I was afraid if this building is going to collapse while Iwan Fals playing.


There's a few things that made us disappointed: the room didn't supported by the air conditioner, the screen is too small, the cameramen is not so good, and Iwan Fals only sung about 5 songs. So sad..

*the latest 3 pictures taken by mas @wandirana, see his page on http://weneedmorestages.com/

The funny thing is when the concert ended, the presenter asked the audiences to stand up and sing.. "Hymne Gadjah Mada"..! Oh come on.. I thought we will sing "Indonesia Raya" but..ooohhh this is so funny! When the song started, many people who get back on their seat. Hahaha!

Tulisan Lamaku Tahun 2009 (sebelum Bergabung dengan FH UGM): Marissa Haque Fawzi

“Menangisi sang Garuda
OPINI | 12 September 2009 |
Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/09/12/me…

1-garuda-pancasila-marissa-haque-2009
“Garuda Pancasila, akulah pendukungmu;
Patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu;
Pancasila dasar negara;
Rakyat makmur adil sentosa;
Pribadi bangsaku;
Ayo maju… maju;
Ayo maju… maju;
Ayo maju… maju.”
Sebelumnya ingin kuucapkan: Selamat Hari Ulang Tahun Pak Presiden SBY ke 60, Semoga Panjang Umur dan Sejahtera Selalu. Sebagai salah seorang rakyat/warganegara Indonesia yang percaya kepada konsep Pancasila dengan “Garuda Pancasila” sebagai simbol/lambang negara, kuyakini penggalan syair akulah pendukungmu; patriot proklamasi; sedia berkorban untukmu.
Walaupun dengan hati perih dan berderai airmata yang bercucuran tak tertahankan ketika secara lirih perlahan kunyanyikan bait demi bait didalam syair lagunya, serta meresapi makna sangat dalam yang terkandung pada isi syairnya. Sebagai warganegara yang baik kutetapkan dalam hati ini melalui pernyataan: Jangan tanyakan apa yang bisa aku peroleh dari negriku, namun apa yang mampu aku berikan kepada negriku(Kennedy, 1960).
Tulisan ini sebanarnya adalah satu dari sekian tulisanku yang hendak kubuang ketong sampah diruang perpustakaan karena telah beberapa hari ‘ngendon’ didalam komputerku karena serasa tidak pernah berhasil mampu kuselesaikan pasca pertemuan ‘mewah’ diruang kerja Ketua MK (Mahkamah Konstitusi) Prof. Dr. Mahfud MD, SH, SU dilantai 15 Gedung MK di Jakarta pada pukul 16.00 sore hari bertepatan dengan HUT ke 60 Presiden SBY tertanggal 9 bulan 9 tahun 2009 sekaligus tenggat waktu kadaluwarsa penetatapan Keputusan KPU atas terkatung-katungnya nasib Anggota Legislatif Putaran 3 (tiga) yang berhak duduk di DPR RI mewakili rakyat dari wilayah konstituennya.
2-marissa-haque-fawzi-sang-garuda-indonesia-2009
1. Elang Jawa sang Garuda Pancasila
Banyakkah dari kita yang faham bahwa simbol negara kita Garuda Pancasila adalah datang dari sang Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang endemik di Pulau Jawa. Sehingga secara bercanda sering saya sampaikan kepada banyak teman yang dekat dihati bahwa kalau kita perhatikan – maafkan saya karena hanya ingin bercanda dan tak ada maksud sara atau melecehkan suku lain ditanah air – bahwa sebenarnya NKRI itu sudah ‘setengah terkutuk’ selalu orang Jawa yang akan menjadi pemimpin negeri ini. Yaitu Kepala Negara yang sekaligus Kepala Pemerintahan didalam sitem pemerintahan Presidensil cq Presiden Republik Indonesia – adalah wajib dan harus dan ‘wajib dan harus dan wajib dan harus dan wajib dan harus’ Orang Jawa. Kenapa? Yah… karena simbol Jawa ada dalam simbol NKRI. Apakah simbol tersebut adalah seekor burung yang hanya ada sebagai endemik di Pulau Jawa doang-only-thok-sajaaaa…? “Ya, simbol/metaphor Orang Jawa yang di-convey dalam Elang Jawa (Spizaetus bartelsi),” jelasku ringan kepada mereka semua.
Hmmm… disetujui atau tidak, bukankah kita sudah menggunakan simbol in sejak awal kemerdekaan tahun 1945 lalu? Pernahkah kita mengingat bahwa disaat kita sekolah di SD sampai dengan SMA bahwa Garuda Pancasila adalah Spizaetus bartelsi sang Elang Jawa yang hanya hidup/endemik dipulau Jawa semata? Akankah itu berpengaruh kepada anak-anak Indonesia yang non-Jawa dan bukan berasal dari Pulau Jawa? Apakah jargon Bhineka Tunggal Ika yang ada pada pita dikepit dalam cakar kuat kaki sang Elang Jawa menyiratkan bahwa yang non-Jawa ada didalam cengkeraman sang Jawa?
Menurut pendapat saya pribadi, sejauh yang non-Jawa ada didalam cengkeraman sang Jawa berada dalam jantung-hati Pancasila, sampai sejauh itu akan fine-fine sajaaa… Artinya mau dia sang Jawa ataupun sang non-Jawa, sejauh seluruh sila yang termaktub didalam isi pasal-pasal dalam Pancasila diakomodir dan diimplementasikan akan berjalan dengan halalan thoyiba. Jalankan saja cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah dituangkan kedalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Siapapun yang menjadi pemimpin di Indonesia dari tingkat pusat sampai ke segala daerah disegala tingkatan, tinggal melaksanakan seluruh “warisan/amanat” para founding-fathers kita dahulu. Apa itu cita-cita Proklamasi 1945, kenapa sesungguhnya kita harus merdeka dari seluruh penjajahan dibumi Pertiwi, dan lain sebagainya.
Terdapat empat buah cita-harap yang mendasari kemerdekaan Republik Indonesia yang jika dilaksanakan oleh siapapun yang menjadi pemimpin di Indonesia maka akan dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kejayaan Nusantara, yaitu: (1) melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia; (2) memajukan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan bangsa;(4) ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itulah semangat-spirit-ruh dari para founding-fathers kita dahulu saat mendirikan Republik Indonesia. Ditahun 2009 ini setelah Pilpres dilaksanakan, menjadi pertanyaan besar apakah Pemerintahan Rezim SBY telah dengan jelas menunujukkan keberpihakannya kepada upaya perlindungan segenap bangsa Indonesia serta tumpah darahnya termasuk didalamnya memajukan kesejahteraan umum? Ketika Indonesia dihadapkan dengan persaingan global dengan HDI (Human development Index) sangat rendah, dengan wajib belajar hanya 9 tahun hingga kelas 3 SMP, apa yang dapat diharapkan menjadi competitive advantage anak-bangsa negeri ini didalam keikut sertaan didalam perdaiaman dunia? Tentunya para founding-fathers kita dahulu tidak mencita-citakan anak-bangsanya menjadi generasi ‘koeli’ ditingkat internasioanl yang sepulang dari tempat kerja tinggal membawa cacat badan karena penganiayaan majikan dan anak berambut keriting tak berayah? Para perempuan perkasa yang telah memberikan sumbangsih pendapatan nasional setidaknya sekitar Rp 150 Trilyun,- setiap tahun, tidak harus terpaksa keluar kampung halamannya bila saja negeri ini tetap memberikan fokus bagi dunia pertanian dimana sebagian besar penduduk negeri ini tergantung dari penghasilan usaha tani. Bergeser kelautan? Allah Azza wa Jalla meberikan laut luas bagi kita anak bangsa tanpa harus memeliharanya, semua tinggal tangkap saja asalkan mampu membelaki diri dengan armada dan peralatan tangkap yang terus berinovasi serta mampu menghalau penagkap ikan liar dari negeri tetangga. Leang Jawa dalam Garuda Pancasila menyiratkan Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang jeli setajam mata elang yang mampu fokus dan menukik didalam menangkap seluruh peluang/opportunity demi me-leverage kemakmurannya bukan dengan sekedar bagi-bagi BLT namun rakyat juga yang harus membayar pinjaman dasar dan bebean hutangnya dari Negara donor – The Washington Consencuss: (1) IMF; (2) World Bank; (3) WTO. Sudahkah Presiden SBY pada HUT beliau ke 60 telah mampu menjadi sang Elang Jawa bermata tajam bagi rakyat Indonesianya secara keseluruhan tanpa terkecuali dan meninggalkan kepentingan kepompoknya – baik sisa rezim Orde Baru maupun rezim nowadays binaanya sendiri? Bila memang abik dan benar kenapa tidak untuk me-LANJUTKAN? Bila belum maka tidak ada salahnya kita koreksi bersama-sama bukan? Namun apakah masih sebebas sang burung Elang Jawa yang terbang tinggi diangkasa tanpa harus bersentuhan dengan Pasal 310 dan 311 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan dan Pencemaran Nama Baik?
3-menangisi-sang-garuda-marissa-haque-fawzi-2009
2. Elang Jawa Spizaetus bartelsi
Identik dengan lambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, (MacKinnon, J. 1993) dalam disertasiku Doktorku – Marissa Grace Haque Fawzi dari IPB – mengatakan bahwa burung Garuda/Elang Jawa ini memiliki ciri bertubuh langsing dengan ukuran sedang sampai besar. Panjang tubuh berkisar sekitar 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepalanya berwarna coklat kemerahan (kadru) dengan jambul yang tinggi menonjol – terkadang dari samping mirip burung kakak tua hanya lebih ekstrim – dengan 2 sampai 4 helai/lembar bulu sepanjang hingga 12 cm. Memiliki tengkuk berwarna coklat-kekuningan bahwan terkadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari. Sangat anggun dengan kesan gagah perkasa. Jambul hitam dengan ujung putih, mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawo-matang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Berbulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar. Iris mata kuning atau kecoklatan, paruh kehitaman, sera (daging di pangkal paruh) kekuningan, kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis. Bunyi suara nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara Elang Brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat TUNK (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di beberapa wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar lainnya ditemukan diseparuh belahan selatan Pulau Jawa. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) ini juga menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) ini menyukai hidup pada wilayah perbukitan yang berlereng. Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai tempat hidup dan berkembang-biaknya, sehingga tanpa hutan hijau tak ada kehidupan bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya – sustainability-nya.
Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai manusia walau sesungguhnya tidak s jauh dari lokasi aktivitas manusia. Walaupun ditemukan elang yang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas. Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung pemangsa, dan mereka berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet. Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama kurang-lebih 47 hari. Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti rasamala (Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus dan Quercus), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Tidak selalu jauh berada di dalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200 sampai 300 m dari tempat rekreasi masyarakat disekitarnya.
Munkinkah kita memetaforkan bahwa sang burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
adalah elit pimpinan Indonesia yang ‘memangsa’ apapun sumber hidup dan kehidupan disekitar rentang wilayah hidupnya? Melihat peluang/opportunity dari ketinggian pada posisi elit pemerintahan pusat/daerah lalu menerkam mangsnaya tanpa ampun untuk kemudian disantap bagi kelangsungan hidupnya sendirian?
5-mahfud-dan-sby-dan-ani-sby-marissa-haque4-mahfud-dan-sby-marissa-haque
3. Elang Jawa Satwa yang Dilindungi
Mengambil sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawa, didapatkan informasi bahwa Elang Jawa adalah Satwa yang Dilindungi serta tempat tinggalnya masuk dalam wilayah konservasi di Indonesia. Ketentuan hukumnya juga sangat jelas, kitapun wajib untuk mempelajarinya sebagai berikut:
a) Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki;
b) Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat(2)).
Sebagai hewan yang masuk kedalam ketegori satwa langka yang harus berada didalam area konservasi, Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah methapor/simbol nyata dari kondisi Indonesia hari ini yang telah hampir “memusnahkan” kekayaan intelektualnya sendiri warisan dari para founding fathers Soekarno-Hatta. Bila burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dalam kesehariannya sekarang harus dikonservasi, maka tak beda dengan yang disimbolkannya sebagai Indonesia, harus mulai mengkonservasi nilai-nilai luruh dari makna filosofis Garuda Pancasila yang terasa sudah mulai amat luntur di Indonesia? Namun siapakah dari kita rakyat yang akan memulai pengkonservasiannya bila kita sudah tidak mungkin lagi banyak berharap pada elit pemerintah? Karena power tends to corrupt dan absolute power curropts absolutely! Dibutuhkan segera seorang leader with a strong vision dan a strong leadership as well. Sudahkah Presiden SBY memenuhi criteria tersebut atas nama dan untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali – dilaur sekedar kompak dan berbagi didalam sisa Rezim Orde Baru dan Rezim baru yang dibentuknya? Bila sudah tentu kita tak harus mempertanyakan keterlibatan aktif Sri Mulyani dan Boediono terkait Korupsi dana talangan Bank Century Rp 7,3 Trilun,- yang diduga terkait dengan kampanye Pilpres kelompoknya tahun 2009 yang lalu bukan? Wallahualam bissawaab…
7-kpu-2009-sangat-buruk
4. Elang Jawa pada HUT Presiden SBY
Terus apa hubungannya Elang Jawa tadi dengan HUT Presiden SBY dan kejadian menangisinya? Rasanya akan seperti itu pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan oleh anda semua para pembaca tulisanku ini.
Pasangan SBY-Boediono adalah pemenang Pres dan Wapres versi Pipres 2009-2014 yang baru saja kita lewati tanpa gejolak yang terlalu berarti – kecuali dibumbui sedikit dengan aroma bom Mariot dan Ritz sehingga membuat bertambahnya kehadiran marinir Amerika Serikat masuk keperairan NKRI dengan alasan ancaman laten terorisme fundamentalis Islam jaringan Jamaah Islamiah ‘temannya’ Al Qaida. Sebagai umma Islam yang menginternalisasi nasionalisme Indonesia, hari ini – ditambah dengan ambivalensi penegakan hukum konstitusional yang menlokomotifkan politik – membuat gejolak emosi dalam faith dan believe menjadi ‘meledak-meletup.’ Sifat Elang Jawa yang memangsa semuanya dan menangkap mangsa dengan ‘strategi tukik’ sangat tajam dengan ketepatan tinggi hanya dimiliki oleh mereka yang pernah berlajar serta lulus Ilmu Manajemen Strategik. Akan menjadi sempurna bila seorang militer yang memperlajarinya semacam Presiden SBY tatkala mengambil S2 beliau di Webster University, Amerika Serikat jurusan Strategic Management. Karenanya tidaklah mengherankan kalau sekedar membobot BSC (Ballance Scored Card) menjadi a piece of cake bagi beliau. Namun bukan berarti seorang Master yang menguasai BSC akan juga berarti sangat master dalam bidang HRSC (Human Resource Scored Card). Terbukti dengan kasus yang menurut saya sebagai mahasiswi pasca sarjana IPB memalukan bagi seorang Doktor lulusan terbaik dengan IPK 4 bulat jurusan Fakultas Ekonomi Pertanian ketika harus mengeluarkan 2 outputs yang sangat tidak scholarly, yaitu: (1) Kasus Blue Energy; dan (2) Kasus Padi Super Toy. Bilamana Presiden SBY menguasai bidang keilmuan pembobotan SDM (Sumber Daya Manusia) tentu akan lebih senang bergaul dengan LIPI (Lembaga ILmu Pengetahuan Indonesia) dan para Professors dari berbagai respectable universities didalam negeri dibandingkan dengan “sekedar cepat percaya” dengan Bapak Heru Lelono salah seorang penasihat pribadi beliau dari Cekeas Center, Bogor! Sehingga kesalahan yang sangat fundamental seperti itu dapat dihindari. Kedepannya tentulah logo atau simbol dari burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) menginginkan Indonesia mampu tajam melihat peluang serta menjawab tantangan zaman dengan cara bergandengan tangan dengan seluruh institusi riset dan universitas didalam negeri. Bukan sekedar mendengarkan – nyuwun sewu Mas Heru – ‘konsultasi bathiniah’ seorang Heru Lelono (with all of my respects to him).
4-prof-dr-mahfud-md
5. Elang Jawa bagi Rakyat Adil-Makmur-Sentosa
Bagian dari satu set tulisan ini kuperntukkan khusus bagi Prof. Dr. Mahfud MD, SH, SU my inspiration dalam bidang Ilmu Hukum Konstitusi pasca kepulangan dari Gedung Mahkamah Konstitusi tanggal 9/9/2009 lalu. Ketika sebuah buku lama bersampul hijau warna PKB berjudul Demokrasi dan Konstitusi – menjelang lusuh – kutemukan lagi diruang TV bawah ditempat diaman aku baisa menemani Ikang Fawzi suamiku menonton TV sambil membaca buku “ekosobkum” membuat mala mini aku terus-menerus melakukan tarikan benang merah atas apa yang ditulis beliau didalam proses pencarian dari kegelisahan hukum yang ditulis beliau untuk thesis S2 dari Fakultas Sosial-Politik UGM dan apa yang beliau katakana langsung tertanggal tanggal 9/9/2009 lalu – demi menjaga stabilitas dan keamanan Indonesia menjelang pelantikan Presiden tanggal 20 Oktober 2009 besok ini! Memang beliau tidak leterlijk mengatakan demikian namun inti yang saya simpulkan adalah seperti itu. Setelah Prof Mahfud menyatakan kalau register PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) tidak ditutup maka seluruh Indonesia akan kembali berbondong-bondong mendaftarkan sengketanya, jadi diminta agar melanjutkan dengan tuntutan pidana saja terhadap KPU dan yang terkait dengan delik pidana penggelapan hukum, dan lain sebagainya.
Saya memang mencoba tersenyum bijak saat itu saat melihat aura wajah teduh Prof Mahfud yang selama ini saya kagumi buah pikiran kristis didalam buku-buku yang ditulisnya dengan kenyataan yang membuat sadar bahwa begitu kita ‘terjerumus’ kedalam sebuah sistem maka diri kita adalah refleksi atas personifikasi value dari sistem tersebut. Untuk detail dari berbagi cerita/pengalaman perbincangan saat perjumpaan eksklusif tersebut akan saya buat didalam tulisan terpisah agar tidak bias. Hanya inti dari apa yang hendak saya katakana disini adalah bahwa Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang memberikan rakyatnya pada kondisi adil-makmur-sentosa, wa bil khusus adil … ternyata dibelahan manapun di Indonesia dalam konteks hari ini adalah “UTOPIA” (angan-angan) belaka!
8-mk-marissa-haque2
6. Elang Jawa dalam Pribadi Bangsaku
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah: (1) burung pemangsa, yang bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan; (2) dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet; (3) yang masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni; (4) yang memiliki sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 meter di atas tanah; (5) yang sarangnya berada pada jenis-jenis pohon hutan yang tinggi seperti rasamala (Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus dan Quercus), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) ini juga merupakah burung yang solitude, penyendiri yang lebih sering sendiri ditengah keramaian.
Terkesima saya begitu mengingat logo Partai Demokrat dengan Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang melekat pada simbolnya. Elang yang penyendiri, yang jeli, yang sigap, yang cermat yang sangat Strategic Thinking karena dapat melihat dengan jernih dari ketinggian diatas sana. Pertama logo Demokrat yang Berketuhanan dengan logo segitiga menuju ‘Tauhid’ diujung atasnya, kemudian ada warna bendera merah-putih didalamnya menunujukkan kenasionalis-religiusannya. Wahai… siapakah sang pencipta simbol yang baru kusadari belakangan akan makna terdalamnya? Two thumbs-up untuk dirinya! Namun begitu dilekatkan sang Elang Jawa bersamanya, maka kedua ujung alis mataku tiba-tiba mendadak langsung menjadi satu ditengah dahi. Seketika kusadari “karakter sigap” dari sang Elang yang sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah: (1) berbagai jenis reptil; (2) burung-burung sejenis walik, punai: (3) dan bahkan ayam kampung; (4) mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong; (5) musang; (6) sampai dengan anak monyet. Menyiratkan methapore dari filosofi Presiden SBY seperti tertulis didalam bukunya yang ditulis oleh Dr. Dinno Pati Djalal berjudul Harus Bisa.” Bukankah kemudian kita sadari bahwa semangat ‘harus bisa’ berarti sama halnya dengan menghalalkan segala cara demi untuk mencapai tujuan? Bukankah didalam menghalalkan segala cara apapun halangan dan rintangan akan dengan sigap ‘dimakan’ atau dilibas?
Seharusnya bila memang sang Elang Jawa itu menjadi simbol negara yang kita anggap mewakili karakter bangsa Indonesia, maka sebagai bangsa yang ‘merdeka dan berdaulat’ seharusnya kitapun dengan kejelian serta kesigapan tinggi akan mampu tampil seperti bangsa Yahudi yang memiliki kemakmuran yang tak tertandingi diseluruh dunia hari ini. Karenanya keberadaan sebagai simbol negara, masihkah sang Elang Jawa identik melekat dalam ‘Pribadi Bangsaku’? Bukankah kita semua sedang selalu kalah dan disantap oleh kelompok ‘predator’ lain yang lebih kuat layaknya seperti dalam mata rantai makanan dalam Ilmu Biologi?
Sesuatu menyantap siapa dalam konteks bagaimana dan tujuan apa?
Ataukah memang sang burung Elang Jawa memang hanya akan menjadi simbol karakter golongan tertentu dari suku bangsa Jawa tertentu untuk hari ini dan kedepannya? Apakah itu takdir kita sebagai bangsa dari Negara Kesatuan yang Bhineka dan Tungal Ika?
Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Hal 104
Sozer, R., V. Nijman dan I. Setiawan. 1999. Panduan identifikasi Elang Jawa Spizaetus bartelsi.
Bogor: Biodiversity Conservation Project (LIPI-JICA-PKA). Hal 48
Balen, S. van, V. Nijman and R. Sozer. 1999. Distribution and Conservation of Javan Hawk-eagle
Spizaetus bartelsi. Jakarta: Bird Conservation International 9. Hal 333-349

Jumat, 01 Juli 2011

“Mahfud MD Dihadiahi Marissa Haque Lagu: Haris Supriyanto (inilah.com) dalam Marissa Haque Fawzi”

 
mahkamah-konstitusi-marissa-haque-ikang-fawzi 

Oleh: Haris Supriyanto
Nasional - Kamis, 30 Juni 2011 | 22:00 WIB
 
INILAH.COM, Jakarta – Diam-diam artis Marissa Haque yang juga mantan calon wakil gubernur Banten mengagumi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Karena itu, Marissa dan suaminya Ikang Fawzi menghadiahi Mahfud sebuah lagu, berjudul “Jujurkan Keadilan”.

prof-mahfud-md-fh-ugm-marissa-haque-ikang-fawzi“Saya kesini hanya untuk menyerahkan lagu yang sudah saya buat dengan Ikang,” ungkapnya saat mengunjungi MK, Kamis (30/06/2011).

Menurut Ica, begitu ia akrab disapa, awalnya lagu itu ingin dibuat kenang-kenangan untuk Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai kampus yang telah mengajarkan dirinya tentang ilmu hukum di Pascasarjana. “Namun, saat proses rekaman itu selesai, Pak Mahfud tengah didera berbagai masalah. Terutama perseteruan terkait kaus surat palsu MK,” ujarnya.

Icha adalah salah satu mahasiswa Mahfud di kampus tersebut. “Saya kagum kepada beliau, selain karena dosen saya di UGM, saya percaya dengan sepak terjang beliau selama di MK yang tak kenal kompromi dalam menegakkan keadilan,” sanjungnya.

Lagu berjudul “Jujurkan Keadilan” itu berdurasi 3 menit 50 detik. Lagu tersebut menyampaikan pesan agar keadilan harus berjalan di atas kejujuran, agar hukum di negeri ini bisa berjalan sesuai dengan tujuan ilmu hukum untuk memberikan keadilan bagi rakyat.

“Semoga ini (lagu), memberi motivasi kepada beliau, untuk tetap mempertahankan komitmennya menegakkan keadilan di negara ini.” [tjs]

“Mahfud MD Dihadiahi Marissa Haque Lagu: Haris Supriyanto  (inilah.com) dalam Marissa Haque Fawzi”

Sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/1…

Rabu, 22 Juni 2011

Terimakasih Banyak Yogyakarta, UGM, BMT Beringharjo: Marissa Haque Fawzi

 "Mursida Rambe Sahabatku"
Contoh Ketangguhan Perempuan Batak di Tanah Jawi

becak-mursida-rambe-marissa-haque-bmt-beringharjo-_489x480
 
Alhamdulillah melalui Mas Guntur Subagja, MSi, alumni dari Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia-- temanku sesama pengurus MES (Masyarakat Ekonomi Syariah)--mengatakan bahwa Penerbit Republika telah menyatakan sangat tertarik untuk menerbitkan Thesis MBA ku menjadi buku bacaan ilmiah-populer. Insya Allah bersama Mas Guntur Subagja, kami  akan tandem menuliskannya ke dalam bahasa yang lebih mudah dicerna umum atau tidak terlalu ilmiah. Sehingga diharapkan agar pengetahuan masyarakat luas di manapun berada terkait pengetahuan serta informasi BMT atau Baitut Tamwil atau Baitul Maal wa Tamwil dapat menjadi lebih luas adanya.  Mohon doanya dari para pengunjung di blog ini sekalian, agar insya Allah kami tak terkendala apapun di dalam pengimplementasian nawaitu ikhlas serta ide kami dalam melangkah menuju dakwah bil hal terkait ekonomi mikro sistem Islam  ini. 

Bahkan Pak Dr. Fahmi Radhi salah seorang dosen senior FEB UGM pendiri The Mubyarto Institute sangat tertarik untuk menjadi pembaca pertamanya. Eh...iya..ya...kenapa ndak diminta saja beliau untuk menuliskan endorsement bagi buku yang akan Mas Guntur dan saya tuliskan bersama tersebut ya? Selain tentunya Prof. Dr. Basu Swasta Dharmmestha. Saya coba sms beliau siang ini deh...insya Allah beliau berkenan adanya...
Allahu Akbar!
 

bmt-beringharjo-yogyakarta-mas-rury-marissa-haque-2008_612x480_640x480 
Wuih! Alhamdulillah ... Thesis MBA-ku Selesai Juga!

lndah nian memperhatikan semangat wirausaha di Pasar Beringharjo, Yogyakarta selama ini. Semangat yang selalu hidup, menghidupkan semangatku yang sangat sering on-off-on-off terkait melakukan pembelaan terhadap masyarakat mikro di seluruh Indonesia.

Kala negara tidak seratus persen melakukan keberpihakan kepada masyarakat yang berada dalam skala hampir 80% dari total penduduk NKRI--mereka yang berada di jejaring masyarakat kelas mikro. Dan para penyelenggara lainnya seakan hanya melirik dengan sebelah mata belaka, memang tidak mudah untuk tetap "hanif" berada pada jalur ini serta berkelanjutan!

melepas-lelah-sblm-menghadap-prof-dr-basu-swastha-bersama-ra-menik-kodrat-dan-mb-nani-um-bmt-brghrj

Semangat dakwah bil hal, yang kuyakini, baru sekedar berada dalam tahapan ini. Namun, daripada tidak sama sekali, lumayan jugalah bagi 'sekedar' menambah 'bargaining position' pada kedua malaikat Munkar dan Nakir, kelak dalam perjalanan menuju Al Jannah.

marissa-haque-prof-dr-basu-swatha-dharmmestha-konsultasi-thesis-bmt-dan-strategi-marketing-feb-ugm-juni-2011 

Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha sang Begawan Ilmu Marketing Strategic temannya Pak Prof. Philip Kottler, Phd yang disayang Allah beserta Meta Thereskova dan segenap keluarga Pak Basu sekalian. Kak Mursida Rambe dan Mas Umar, Mas Rury Febrianto, dan segenap pemangku kepentingan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Non-bank BMT Beringharjo yang selalu setia meniupkan semangat terus berkarya dalam ridho Allah. BMT Centre dan segenap jajarannya. Pak Dr. Aries Mufti (KAGAMA) dengan wawasan ekonomi mikronya, serta Pak Prof Gunawan Sumodiningrat yang pertama memberikan surat rekomendasi bagiku dan Ikang Fawzi suamiku bagi prasyarat dapat diterimanya sebagai mahasiswi pasca sarjana FEB UGM. Mas Guntur Subagja sesama pengurus MES (masyarakat ekonomi syariah) bidang Promosi dan Diseminasi Informasi. Bapak Dr. Muliaman Hadad Deputy Gubernur Bank Indonesia dan Bang Dr. Mulya Siregar Direktur Syariah Bank Indonesia...daaaan... RA Menik Haryani Kodrat serta Dede Dellu yang selalu setia menemani dikala suka dan duka dalam proses pembuatan thesis MBA dari FEB UGM ini.

May Allah bless you all...
Terimakasih banyak untuk semuanya... semuanya... semuanya... 

riset-pasar-beringharjo-bersama-uni-ira-marissa-haque-feb-ugm-juni-2011 
"BMT dalam Semangat Dakwah Bil Hal": Marissa Haque Fawzi

Selasa, 14 Juni 2011

"Marissa Haque: Indonesia & Usaha Mikro Tahun 2011"


BERSAMA BEGAWAN MARKETING STRATEJIK
Prof.Dr. Basu Swastha Dharmmestha dari FE & FEB UGM 
(dalam Marissa Grace Haque Fawzi, FEB UGM, Juni 2011)




Marissa Haque, beberapa kali dalam talkshownya bicara tentang BMT dan pengembangan usaha kecil dan mikro. Kali ini Wartawan Tamaddun Zubaeri At berhasil mewawancarainya, ketika Marissa menghadiri acara BMT Summit dan Top Managemen BMT Workshop yang diselenggarakan oleh BMT Center di Jakarta bulan Oktober lalu.

Kehadirannya di acara tersebut membuktikan bahwa Marissa peduli BMT.
Berikut pandangan Marissa tentang BMT dan usaha mikro tahun 2011.


Mbak Marissa, apa pendapat anda tentang BMT?
Saya tahu BMT, karena di dekat rumah saya ada BMT. Saya banyak mendengar tentang kelebihan layanan BMT. Dalam akad BMT sesuai syariah tidak ada denda dan kadang tidak pakai jaminan.
BMT juga dalam pembiayaan tetap menggunakan prinsip 5 C + 1 S sebagaimana lembaga keuangan selama ini, yakni karakter, kapasitas, modal, jaminan, kondisi dan satu tambahan syariah dalam memberikan pembiayaan keapada anggota.

Menurut mbak Marissa, apa yang mesti diupayakan untuk BMT?
Menurut saya, perlu diusahakan adanya payung hukum yang jelas buat BMT dari pemerintah terkait dengan perlindungan. Kita tahu, BMT di saat krisis kemarin mampu bertahan dan dapat memulihkan ekonomi bangsa, karena denyutnya riil, nyata pada sektor mikro.

TAMZIS pembiayaannya fokus pada pasar, sejauhmana sumbangsih BMT kepada pasar?
Kebetulan saya sedang menyelesaikan tesis saya fakultas ekonomi UGM berkaitan dengan BMT, khususnya pada salah satu BMT di Jogjakarta. Saya melihat bagimana BMT memberi sumbangsih besar dalam menghapus lintah darat atau rentenir, padahal pedagang butuh modal. Nah, itulah tugas BMT untuk memberi modal. Makanya diawal saya katakan BMT perlu perlindungan hukum dari pemerintah.

BMT selain memberi modal usaha, sebenarnya BMT juga mengajarkan pola hidup syariah, bagaimana menurut mbak?
Itu memang yang diharapkan dari BMT. Penelitian saya di BMT yang saya teliti setiap bulannya mengadakan pengajian umum dan penggeraknya anaknya sultan yakni Gusti Pembayun dan saya dua kali ikut pengajian tersebut.

Dalam pengajian pedagang juga dikenalkan dengan istilah-istilah ekonomi syariah kepada pedagang. Saya kira istilah-istilah tersebut ketika sering diucapkan dan dipraktekkan, pedagang akan lebih mudah dan cepat memahami. Bisa juga mengenalkan ekonomi syariah melalui radio komunitas yang ada disuatu pasar tertentu, dan itu tidak perlu biaya mahal tapi mengena.

Bagaimana prospek BMT di Tahun 2011?
Baik, dan akan semakin baik. Tapi persoalan BMT terbesar adalah payung hukum yang tidak ada atau belum ada.
Apa yang mesti dilakukan BMT untuk meningkatkan pelayanan?
Ya sosialisasi. Bikin pengajian akbar dipasar-pasar. Itu dahwah lo, bukankah khalifah Umar berdakwah dipasar, yakni dakwah bil hal (dakwah dengan tindakan).

Bagaimana BMT ke depan?
Harapannya, BMT tetap low profil, setia melayani sektor mikro yang penting high profit (keuntungan tinggi) itu lebih penting. BMT tidak boleh berubah identitas apalagi spirit. Islam itu harus kaya, makanya harus high profit, itu berkaitan harga diri. Rasulullah sendiri umur 12 tahun sudah dagang, jadi interpreneurship. Ada juga hadis yang mengatakan 90% rizki di jalan Allah diperoleh dari usaha dagang. 

Photo Courtesy of RA Menik Kodrat

Selasa, 07 Juni 2011

Tiga Hadiah Terindah dari Ikang Fawzi Suamiku Tahun 2011 Ini: Marissa Haque


Yang Membanggakan, Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Lulus MBA dari FEB UGM dengan Nilai A Bulat, Wisuda, Yogyakarta,  Januari 2011

Mungkin saya termasuk salah satu istri terunik di dunia, karena sangat jarang meminta hadiah dari suami sendiri! But it doesn't bother me... Saya merasa segala sesuatunya mampu alhamdulillah beli sendiri.

Karenanya begitu suamiku tercinta Ikang Fawzi memberikan aku hadiah istimewa tahun 2011 ini dan langsung berjumlah tiga buah...subhanallaaaah... Allahu Akbar... mau menangis terus rasanyaaaa... karena terharu!

Hadiah pertama datang pada awal tahun berbentuk kelulusan Ikang Fawzi suamiku dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kami berdua memang merindukan saat wisuda yang sempat tertunda karena Gunung Merapi sempat mengeluarkan wedhus gembel-nya akhir tahun lalu.

Hadiah kedua adalah lagu yang kami tulis berdua berjudul "JUJURKAN KEADILAN." Lagu ini adalah buah kolaborasi pertama kami sebagai pencipta lagu dan lirik. Benar-benar hanya berdua...dan hasilnya kata banyak komentator baguuuuuus....subahanllaaah lagi... Hadiah tersebut diberikan oleh Ikang kepadaku saat tanggl 12 April 2011 lalu tetap 24 tahun masa perkawinan resmi kami.

Dan hadiah ke tiga adalah lagi-lagi lagu, tapi kali ini ditulis Ikang Fawzi suamiku diam-diam dan sendirian. Judulnya "Marry Me." Memang judulnya dalam Bahasa Inggris, juga sepenggal syairnya dalam Bahasa Inggris. Namun itu-sah-sah saja dalam proses kreatif dan berkesenian. Lagu Marry Me tersebut indah...cantik syair dan canti melodi... berlinang-linang air mata ini saat pertama diperdengarkan. Dan lagu itu adalah kado untuk pernikahan kami sebelumnya, yaitu pernikahan siri yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1986 di Desa Gekbrong, Sukabumi. Jadiiii... sudah 25 tahun masa pernikahan Ikang Fawzi dan saya Marissa Haque.

Lagu Marry Me tersebut di pasarkan oleh PT. Naga Swara, dan di kerjakan barenag bersama kedua adik iparku Gilang Ramadhan dan Ekki Soekarno. Kelompok mereka bertiga dinamakan BIL singkatan dari Brother in Law. 

Allahu Akbar! Fabiayyi ala'i Robbi kummatukadzdzibaaan... Ni'mat mana lagi yang henda kau dustakan wahai manusia? Tak ada Ya Allah...tak ada...alhamdulillaaah...

Pasca Letusan Merapi di Lereng Kaliurang: Ikang Fawzi & Marissa Haque

Orang-orang Yogya dan Jawa Tengah lain umumnya memang masyarakat kuat lahir dan bathin. Kekeluargaan serta gotong royong mereka juga masih sangat solid...subhanallaaah...

Saya Tergila-gila Nasi Liwet Solo-Yogya: Marissa Haque Fawzi

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu

Belum lengkap rasanya ke Solo kalau belum menikmati nasi liwet, masakan khas kota Bengawan ini. Sama seperti Jogja, Solo juga banyak memiliki kuliner klangenan. Menikmati nasi liwet sama dengan mencicip kembali kelezatan kulineri tempo dulu.



Tidak saja rasa dan aroma, tapi cara penyajiannya pun mengingatkan keistimewaan masa lalu Kota Solo. Nasi liwet adalah nasi putih yang ditanak dengan santan, kaldu ayam, lalu diberi sedikit garam agar menjadi gurih dan daun pandan untuk menambah sedap aroma. Sebagai pelengkapnya, sambal goreng labu siam dan daging ayam dimasak ungkep; direbus dengan bumbu, kemudian diangkat dan ditiriskan. Kemudian disajikan dalam sebuah pincuk, wadah yang dibuat dari daun pisang, yang salah satu bagiannya ditekuk dan disemat dengan lidi.

Hmmm… kedua makanan ini tentunya sangat menggoda lidah Anda bukan? Simak kelezatan yang tergambar selengkapnya hanya di Rubrik Klangenan di Kabare awal bulan di tahun 2011.

Sumber: http://kabaremagazine.net/2011/02/nasi-liwet-bu-wongso-lemu/